8.11.12

Saya si Bebek C

Sama tapi berbeda.

Dikarenakan postingan ditulis ketika saya sedang mumet-mumetnya (gara-gara you-know-what, dia yang namanya tak boleh disebut karena bakal menjatuhkan mood teman-teman yang senasib) jadi ditulis dalam bahasa indonesia yang sedikit tidak benar yaa. Harap dimaklumi.

Final Goal. Tujuan akhir. Yes, lagi-lagi tentang hal ini. Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang persoalan hidupnya lagi ga jauh-jauh dari hal ini, saya bingung mau nulis apa lagi. Ya karena masalah ter-ribet yang sedang saya hadapi ya tentang hal ini. Haha. Bingung ga sih bacanya? Sama, saya juga.

Ibarat segelintir anak bebek yang baru pertama kali main di empang yang lumayan jauh dari kandangnya. Ketika azan magrib berkumandang, mereka tau bahwa adzan itu pertanda harus pulang. Jangan kemaleman, kata ibunya, karena seringkali ketika jalanan sepi, ada beberapa abang-abang yang suka nyulik bebek-bebek nyasar, yaaah, lumayan lah buat lauk besok. Jadi, ada anak bebek yang langsung pulang, ada juga yang mengulur-ngulur waktu, barang 30 menit lah, mainnya kan lagi asik (?). Bebek A yang pulang paling awal, bisa cepet sampe kandang karena jalanan masih terang waktu itu. Bebek B pulang 15 menit kemudian, jalanan sudah mulai gelap, tapi karena Bebek B anaknya pinter, inget jalan, jadi dia bisa lari kenceng pulang ke kandang. Bebek C pulang terakhir dan agak malem karena harus beresin mainannya dulu (Bebek A & B kabur aja seenaknya). Karena jalanan udah gelap dan sepi, di jalan banyak paku dan preman, Bebek C terpaksa jalan pelan-pelan, sambil ngumpet-ngumpet. Eh taunya di perempatan kali deres, ada preman yang menghadang, dan ngerampok mainan si Bebek. Bebek C ga rela kalo mainannya dirampok, soalnya dia dan sodara-sodaranya beli mainan itu pake duit hasil nabung sewindu (padahal masih bagus si Bebek ga diperkosa dan di bunuh -_-), jadilah doi ngejer-ngejer si preman. Sampe sekarang. Si Bebek belum pulang ke rumah.

*The End*

Intinya: Saya ingin cepat pulang!


No comments:

Post a Comment

Drop some words :)